Cinta Sekadarnya
Hai kekasihku,
berhentilah bersedih menangisi kepergianku.
Sebelum aku melanjutkan menuliskan pesan untukmu lebih jauh, aku ingin mengucapkan maaf dengan sangat kepadamu karena tidak bisa menemanimu berjuang hingga akhir. Maafkan aku yang meninggalkanmu karena takdir.
Maafkan aku yang tidak bisa menepati janji akan menemanimu selalu. Kepergianku ini bukanlah kehendakku, melainkan kehendak Tuhan-ku. Eits, tapi kamu jangan menyalahkan Tuhan atas kepergianku. Sebab ini memang sudah takdirku yang sudah ditentukan jauh sebelum aku mengenalmu. Kita harus bisa menerima ketentuan ini dengan lapang dada. Jangan kau kutuki Tuhan atas takdir yang mungkin sedikit menyiksamu.
Agar kau tak bersedih lagi, disela-sela waktu luangku di surga, aku minta izin pada Tuhan untuk mengirimmu sebuah surat yang aku harap bisa menenangkan dirimu dari larutnya kesedihanmu atas kepergianku.
Sayang, dalam hidup ini, janganlah kita mencintai dengan terlalu. Kepadamu kan aku sudah katakan berkali-kali, bahwa kau jangan mencintaiku dengan terlalu. Aku ini fana, yang artinya tidak abadi, dapat hilang, atau mati.
Kau tahu tidak kenapa aku selalu mengulang-ulang kalimat itu padamu? Jika kau mencintaiku dengan terlalu, hingga kau tak bisa lepas karena terlalu bergantung padaku, aku hanya takut saat sepeninggalku kau tak lagi bisa semangat dalam menjalani kehidupan ini. Dan benar dugaanku, kini kau larut dalam kesedihan hati.
Jangan begitu, sayang.
Batas usiamu belum lagi habis, janganlah kau habiskan waktu dengan menangis.
Melalui pesan ini, aku harap kau bisa kembali bangkit. Kan bahagiamu tak hanya aku saja. Sebelum hadirku ke duniamu, kan kau juga bisa bahagia.
Bangkitlah, sayang.
Berhentilah menangis.
Carilah bahagiamu yang baru.
Kau tahu tidak, sayangku? tangismu dari dalam rumah yang kita bangun bersama-sama dengan susah payah itu, terdengar jelas loh sampai atas sini. Aku yang sedang bercengkrama dengan penghuni surga, mendadak ikut bersedih hati mendengar tangisanmu yang tiada henti.
Aku tidak merasa terganggu sama sekali dengan tangismu. Aku hanya menjadi berat hati tinggal di surga yang indah ini. Mendengar tangis kesedihanmu membuatku ingin segera mendatangimu, menenangkanmu, dan memelukmu dengan hangat hingga pagi tiba. Tapi sayangnya, itu tidak bisa aku lakukan. Tuhan tidak mengizinkan.
Sayang, di sini aku sudah berbahagia.
Kalau kau memang mencintaiku, jangan lagi kau menangisiku. Kalau kau benar-benar cinta aku, harusnya kau bisa berjuang dengan sekuat tenaga agar bisa keluar dari kisah duka ini.
Aku yakin kau kuat, sayang.
Temukanlah seseorang yang baru, yang bisa menemani dan membahagiakanmu lebih dari aku. Meski awal terasa berat, akun yakin kau bisa. Semua hanya butuh waktu tuk adaptasi membiasakan diri. Kan bahagiamu karenaku karena terbiasa, dan dengan yang lain pun begitu juga.
Semangat ya, kesayanganku.
Lanjutkan hidupmu.
Dari atas sini, doaku menyertaimu.
Lanjutkan hidupmu.
Dari atas sini, doaku menyertaimu.
Aku udah baca kak
ReplyDeleteSad :(
ReplyDeleteBisa Sedih banget gituuuu
ReplyDeletejadi ingat alm adek aku πππ
ReplyDeleteNiceπ
ReplyDeleteAda tulisan yg seharusnya aku jadi akun.
CRYππ
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteYaAllaah sedih. Sungguh menyentuh tulisannya
ReplyDeleteNangis masa:(
ReplyDeleteGa berani baca sampe kelar bang:") dah nyesek ditengah :")
ReplyDeleteAda kalimat yang ngeh gt ke gw :(
ReplyDeleteSad :(
ReplyDeleteko aku bukan sedih bang malah takut, takut bayanginnya :(
ReplyDeleteSedih bgt :( aku kira cowonya sama kaya cowo ku taunya cowonya udh meninggalkan ππ
ReplyDeleteOke aku gakuat bacanya:''
ReplyDeleteceritanya Sedih banget :(
ReplyDeleteInget mamah
ReplyDeleteAku akan melanjutkan hidup ini.. miss u forever
ReplyDeletePuitis juga yaaa suka ni yg begini
ReplyDeletePuitis juga yaaa suka ni yg begini
ReplyDeleteTerimakasih Ka, kata-kata kaka mewakili seseorang, yang sampai akhirnya ttp setia. Meski aku terlambat.
ReplyDelete